Kamis, 05 Februari 2009

cangkok ginjal jadi solusi total

Banyak orang masih menganggap cuci darah merupakan solusi masalah gagal ginjal. Padahal, seperti dijelaskan ahli ginjal dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD dalam talkshow di radio JJFM, Kamis (4/10), cuci darah hanya menyelesaikan masalah gagal ginjal yang bersifat mekanik. Cuci darah alias hemodialisis tidak bisa menggantikan masalah metabolik.

“Solusi total terhadap penderita gagal ginjal adalah menjalani cangkok ginjal. Masalahnya, cangkok ginjal tidak mudah dilakukan. Selain ketersediaan dana, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi pendonor maupun resipien (penderita gagal ginjal yang akan menerima ginjal baru, red.),” ujar dr Djoko.

Pendonor dan resipien tidak boleh mengidap TBC, tumor, dan kanker. Infeksi yang bersifat kronis di daerah pembuluh darah pantang terjadi. Karies gigi yang sepintas tak berhubungan dengan ginjal pun harus dibersihkan.

Idealnya, lanjut Djoko, pendonor memiliki hubungan darah dengan resipien agar reaksi penolakan tubuh terhadap kehadiran ginjal baru tidak terlalu besar. Donor ginjal yang merupakan saudara kembar dari resipien merupakan alternatif terbaik.

Setelah pendonor yang sesuai ditemukan, resipien wajib di-screening. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki mesti diperiksa. “Persiapan harus benar-benar bagus karena saat ginjal pendonor masuk ke tubuh penderita, tubuh akan mengenalinya sebagai benda asing dan spontan memberikan reaksi penolakan,” papar Dr. Djoko.

Untuk meminimalkan reaksi penolakan oleh tubuh, penderita yang baru saja menjalani cangkok harus mengonsumsi obat tertentu. Obat itu wajib diminum seumur hidup dengan dosis disesuaikan dengan kondisi penderita.

Untuk menjaga agar ginjal barunya tetap prima, selain mengonsumsi obat, penderita idealnya bergaya hidup sehat. Di antaranya, berolah raga teratur, menjaga pola makan, dan mengatur keseimbangan antara waktu istirahat dan bekerja.

Di sisi pendonor, tidak ada dampak kesehatan yang akan timbul. Beban psikislah yang lebih mungkin muncul. Karena itu, biasanya ada psikiater yang mendampinginya.

“Mengingat pencangkokan ginjal adalah operasi yang kompleks, yang terlibat bukan hanya dokter ahli ginjal. Ada juga dokter ahli jiwa, THT, urologi, gigi, psikiater, bahkan ahli hukum,” papar Djoko.

Biaya cangkok ginjal di dalam negeri saat ini Rp 250-300 juta. Biaya itu belum termasuk obat-obat pascaoperasi yang mencapai Rp 4 juta per bulan. Biaya pencangkokan bisa membengkak hingga enam kali lipat bila dilakukan di luar negeri. Kecuali, di China yang untuk kelas-kelas tertentu cangkok ginjal “hanya” menghabiskan biaya Rp 200 juta. (lee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar